HASIL FORMASI 4
Pada Formasi 4, dilaksanakan Debat Pro dan Kontra. Debatdilakukan dengam mosi “Pemerintah Berencana UntukMenaikkan Harga Pertalite”. Dengan mosi tersebut terdapatbeberapa pendapat dari pihak pro maupun kontra, sebagaiberikut :
Pihak pro menyetujui pernyataan terkait kenaikan harga pertalite dikarenakan pemerintah menaikkan harga pertalite bukan semata mata untuk mendapatkan surplus atau laba atas penjualan pertalite tetapi terdapat alasan khusus yaitu subsidi yang diberikan dengan harga memiliki selisih yang cukup tinggi. Rencana penyesuaian harga itu dilakukan merespons tingginya harga minyak mentah dunia yang cenderung berlarut-larut. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF, Abdurohman menjelaskan bahwa penyesuaian harga BBM dan LPG tidak terlepas dari agenda reformasi subsidi energi, terutama agar subsidi yang disalurkan pemerintah dapat lebih tepat sasaran.
Pasalnya, selama ini subsidi energi untuk BBM dan LPG sangat tidak tepat sasaran. Adapun berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 40% dari kelompok masyarakat terbawah, setidaknya hanya 20% saja yang menikmati manfaat subsidi BBM. Sedangkan 80% dinikmati oleh sekitar 60% kelompok rumah tangga menengah ke atas.
Lonjakan harga minyak dunia juga turut memicu kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Maret mencapai US$ 98,4 per barel. ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya mengasumsikan sebesar US$ 63 per barel. Strategi menghadapi dampak kenaikan harga minyak dunia, untuk jangka menengah akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti Bahan Bakar Gas (BBG), bioethanol, bio CNG, dan lainnya.
Sedangkan pihak kontra tidak setuju dengan peningkatan harga pertalite tersebut dikarenakan beban APBN untuk subsidi energi semakin membengkak hingga mencapai Rp 502,4 triliun. Bahkan bisa mencapai di atas Rp 600 triliun jika quota Pertalite ditetapkan sebanyak 23 ribu kilo liter akhirnya jebol. Namun, opsi penaikan harga BBM subsidi bukanlah pilihan yang tepatsaat ini. Alasannya, kenaikan harga Pertalite dan Solar, yang proporsi jumlah konsumen di atas 70%, sudah pasti akanmenyulut Inflasi.
Dengan inflasi sebesar itu akan memperburuk daya beli dankonsumsi masyarakat sehingga akan menurunkan pertumbuhan ekonomi yang sudah mencapai 5,4%. Agar momentum pencapaian ekonomi itu tidak terganggu. Pemerintah sebaiknya jangan menaikkan harga Pertalite dan Solar pada tahun ini, sebaiknya fokus pada pembatasan BBM bersubsidi, yang sekitar 60% tidak tepat sasaran.
Selain itu, kenaikan harga pertalite akan mengakibatkan semakin meluasnya masalah kemiskinan, dapat memicu konfliksosial dalam masyarakat, memperparah masalah pengangguran, akan memicu kenaikan harga barang lainnya, serta biaya transportasi.
Dari mosi “ Pemerintah Berencana Untuk Menaikkan Harga Pertalite”, dapat disimpulkan bahwa rencana tersebut menuai pro dan kontra. Rencana terkait kenaikan harga pertalite tersebut dinilai akan menyulut inflasi dan berdampak langsung bagi masyarakat. Namun rencana tersebut telah dipertimbangkan oleh pemerintah. Kenaikan harga tersebut merupakan salah satu cara pemerintah untuk menstabilkan perekonomian Indonesia. Dan juga merupakan strategi menghadapi dampak kenaikan harga minyak dunia, untuk jangka menengah akan dilakukanpenyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepatbahan bakar pengganti seperti Bahan Bakar Gas (BBG), bioethanol, bio CNG, dan lainnya.
Komentar
Posting Komentar